Penyakit Minamata
Informasi dan fakta sejarah
Apa itu Penyakit Minamata?
Di mana dan kapan itu terjadi?
Secara historis, pertama kali ditemukan di kota Minamata di prefektur Kumamoto, yang berada di barat daya pulau Kyushu, Jepang pada tahun 1956.
Kredit foto: Badan Lingkungan Hidup. Departemen Kesehatan Lingkungan. Upaya Intensif Kami Untuk Mengatasi Sejarah Tragis Penyakit Minamata
Selama revolusi industri, Jepang mengalami empat penyakit utama terkait polusi, seperti Penyakit Minamata, Penyakit Niigata-Minamata, Penyakit Itai-Itai, dan Asma Yokkaichi, yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Penyakit Minamata adalah salah satu penyakit yang terkait dengan polusi, sebagai akibat dari pelepasan metil merkuri dalam air limbah industri dari pabrik kimia Chisso, yang beroperasi sejak tahun 1932 hingga 1968.
Wabah Minamata terjadi untuk kedua kalinya pada tahun 1965 di Prefektur Niigata. Penyakit Minamata asli dan penyakit Minamata Niigata dianggap sebagai dua dari empat penyakit utama yang berhubungan dengan polusi di Jepang.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pelepasan air limbah industri dari Chisso, yang terkontaminasi dengan metilmerkuri yang terbioakumulasi dan biomagnifikasi dalam kerang dan ikan di Teluk Minamata dan Laut Shiranui. Makanan laut yang ditangkap dari daerah ini banyak dikonsumsi oleh penduduk setempat dan mengakibatkan keracunan merkuri.
Kredit foto: Prefektur Kumamoto. Tinjauan Restorasi Lingkungan Teluk Minamata. 1997
Kasus pertama yang diketahui
Pada tanggal 21 April 1956, seorang gadis berusia lima tahun dirawat di rumah sakit pabrik Chisso Corporation di Minamata, Kumamoto dengan gejala seperti kesulitan berjalan dan berbicara, serta kejang-kejang. Dua hari kemudian, adik perempuannya juga dirawat di rumah sakit. Ibu mereka memberi tahu dokter setempat bahwa putri tetangganya juga memiliki gejala yang sama. Selain itu, pada delapan pasien lain, ditemukan gejala yang serupa.
Pada tanggal 1 Mei, sebuah laporan berjudul “”wabah penyakit yang tidak diketahui pada sistem saraf pusat”” dilaporkan oleh direktur rumah sakit ke kantor kesehatan masyarakat setempat . Pada bulan Mei 1956, pemerintah kota dan berbagai petugas kesehatan membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Aneh untuk menyelidiki epidemi, dan kemudian menemukan sifat penyakit yang terlokalisasi serta bukti perilaku aneh pada satwa liar di daerah sekitar pasien. Banyak kasus pola perilaku aneh pada hewan, seperti gerakan tidak stabil dan kematian pada kucing lokal yang disebut sebagai “”penyakit dancing cat”” dilaporkan selama penyelidikan.
Pada tanggal 24 Agustus 1956, Kelompok Peneliti Universitas Kumamoto dibentuk dan para peneliti dari fakultas kedokteran menangani situasi dengan mengunjungi Minamata secara berkala dan memeriksa pasien dari daerah yang terkena dampak di rumah sakit universitas untuk pemeriksaan rinci. Secara bertahap, gambaran yang lebih lengkap tentang gejala yang ditunjukkan oleh pasien ditemukan. Laporan trsebut menunjukkan bahwa pasien mengalami mati rasa dan kehilangan sensasi pada tangan dan kaki mereka. Mereka juga tidak mampu menggenggam benda-benda kecil atau tombol pengikat. Selain itu, mereka tidak bisa berlari atau berjalan tanpa tersandung, nada suara mereka berubah, dan beberapa pasien mengeluhkan masalah penglihatan, pendengaran, dan menelan. Secara umum, gejala-gejala ini secara bertahap meningkat, akhirnya menyebabkan kejang parah, ketidaksadaran seperti koma, dan kematian.
Dalam enam bulan, dari kasus pertama yang diketahui pada bulan April hingga Oktober tahun itu (1956), lebih dari 40 kasus (pasien) dilaporkan, dan 11 di antaranya meninggal: tingkat kematian 36,7%.
Menemukan Penyebabnya
Peneliti Universitas Kumamoto mulai menyelidiki penyebab penyakit aneh dan langka ini. Mereka menemukan bahwa banyak dari korban berasal dari anggota keluarga yang sama, dan bagian dari komunitas nelayan yang tinggal di sekitar pantai Teluk Minamata. Ikan dan kerang yang ditangkap dari Teluk Minamata adalah makanan pokok sehari-hari mereka. Kucing lokal, yang suka makan sisa-sisa dari rumah tangga, meninggal karena gejala yang identik dengan yang sekarang ditemukan pada para pasien. Para peneliti menyimpulkan bahwa wabah itu disebabkan oleh keracunan makanan, dengan ikan dan kerang yang terkontaminasi menjadi tersangka utama.
“Penyakit Minamata condong dianggap sebagai keracunan oleh logam berat …, kemungkinan besar masuk ke tubuh manusia melalui makanan laut dan kerang,” kata kelompok peneliti itu dalam pengumuman mereka pada 4 November 1956.
Awal dari Penyelidikan Merkuri.
Air limbah dari fasilitas Chisso awalnya dicurigai sebagai sumber setelah analisis menunjukkan logam berat sebagai zat penyebabnya. Selain itu, konsentrasi logam berat yang cukup tinggi seperti timbal, merkuri, mangan, arsenik, selenium, talium, dan tembaga ditemukan dalam air limbah perusahaan sebagai penyebab kerusakan lingkungan yang substansial, menurut studi perusahaan. Namun, menentukan racun mana yang bertanggung jawab atas penyakit ini menjadi sangat sulit dan memakan waktu pada saat itu.
Selama tahun 1957 dan 1958, berbagai teori mengenai petunjuk hipotesis beberapa polutan seperti Mangan, Thallium, dll diajukan oleh berbagai peneliti karena tingginya jumlah yang ditemukan pada ikan dan organ pada korban meninggal. Pada bulan Maret 1958, fokus penelitian beralih ke merkuri, ketika mengunjungi ahli saraf Inggris Douglas Mc Alpine yang menunjukkan bahwa gejala Minamata mirip dengan keracunan merkuri organik.
Sebuah penyelidikan tentang distribusi merkuri di Teluk Minamata mengejutkan para peneliti pada Februari 1959. Sejumlah besar merkuri ditemukan pada ikan, kerang, dan lumpur di Teluk Minamata. Jumlah terbesar ditemukan di dekat kanal air limbah industri Chisso di Pelabuhan Hyakken, dan konsentrasi menurun saat keluar ke laut, menunjukkan bahwa fasilitas tersebut merupakan sumber polusi. Sejumlah 2 kg merkuri per ton terukur di pintu kanal air limbah, tingkat yang cukup tinggi untuk membuat pertambangan layak secara komersial. Selain itu, sampel rambut dari pasien dan penduduk sekitar Teluk Minamata diselidiki. Tingkat merkuri tertinggi yang ditemukan pada pasien adalah 705 bagian per juta (ppm), menunjukkan paparan parah; 191 ppm pada penduduk Minamata yang tidak bergejala, dibandingkan dengan 4 ppm untuk orang yang tinggal di luar daerah Minamata.
Pengumuman
Subkomite Keracunan Makanan Minamata dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan menerbitkan temuannya pada tanggal 12 November 1959 sebagai berikut:
Penyakit Minamata adalah penyakit keracunan yang sebagian besar mempengaruhi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh mengkonsumsi sejumlah besar ikan dan kerang yang didapat di Teluk Minamata dan sekitarnya, di mana senyawa merkuri organik menjadi faktor penyebab utama.
Referensi
- Minamata Disease. Retrieved from https://minamata195651.jp/pdf/kyoukun_en/kyoukun_eng_all.pdf
- Hamdy MK, Noyes OR. (1975). “Formation of Methyl Mercury by Bacteria” (PDF). Appl. Microbiol. 30 (3): 424–432. doi:10.1128/AEM.30.3.424-432.1975. PMC 187198. PMID 1180551. and references therein.
- Official government figure as of March 2001. See “Minamata Disease: The History and Measures, ch2”
- “Minamata Disease Archives” Archived 2016-03-03 at the Wayback Machine, Frequently asked questions, Question 6
- Jane Hightower (2008). Diagnosis Mercury: Money, Politics and Poison, Island Press, p. 77